Definisi bid’ah: قال الاِمَامُ الشَّاطِبِيُّ : البِدْعَةُ هِيَ عِبَارَهٌ عَنْ طَرِيْقَةٍ فِي الدِّيْنِ مُخْتَرَعَةٍ تُضَاهِى الشَّرْعِيّ...
Definisi bid’ah:
قال الاِمَامُ الشَّاطِبِيُّ : البِدْعَةُ هِيَ عِبَارَهٌ عَنْ طَرِيْقَةٍ فِي الدِّيْنِ مُخْتَرَعَةٍ تُضَاهِى الشَّرْعِيَّةَ يُقْصَدُ بِالسُلُوكِ عَلَيْهَا الْمُبَالَغَةُ فِى التَّعَبُّدِ لِلّهِ سبحانه وتعالى.
Menurut Imam asy-Syathibi: “Bid’ah adalah gambaran satu perjalanan dalam agama yang di ada-adakan, yang menyerupai syara’, di maksudkan dengan itu supaya bersungguh-sungguh berbakti kepada Allah SWT”.
والبِدْعَةُ، طَرِيْقَةٌ فِى الِّدِّيْنِ مُخْتَرَعَةٌ تُضَاهِى الشَّرْعِيَّةَ يُقْصَدُ بِالسُّلُوكِ عَلَيهَا مَا يُقْصَدُ بِالطَّرِيْقَةِ الشَّرْعِيَّةِ.
Bid’ah adalah perjalanan dalam agama yang di ada-adakan, yang menyerupai syara’, di maksudkan dengan mempuh jalan tersebut sebagaimana di maksudkan oleh ketentuan agama.
هِيَ الاَمْرُ الْمُحْدَثُ فِى الدِّيْنِ عَقِيْدَةً أَوْ عِبَادَةً أَوْ صِفَّةً لِلْعِبَادَتِ لَمْ يَكُنْ عَلَيْهَا رَسُولُ اللّهِ.
Bid’ah adalah urusan yang di ada-adakan dalam agama, baik berupa aqidah, ibadah atau cara ibadah yang tidak terjadi di zaman Rasulullah SAW.
وَالبِدْعَةُ، الحَدَثُ فِى الدِّيْنِ بَعْدَ الاِكْمَالِ أَوْ مَا اسْتُحْدِثَ بَعْدَ النَّبِيِّ مِنَ الاَهْوَاءِ وَالاَعْمَالِ.
Bid’ah adalah hal-hal baru dalam agama setelah agama itu sempurna, atau bid’ah itu adalah: apa-apa yang di ada-adakan setelah Rasul tiada, baik berupa aturan, maupun perbuatan.
Dari defirinisi-definisi di atas dapat di simpulkan bahwa unsur bid’ah itu ada 3:
قال الاِمَامُ الشَّاطِبِيُّ : البِدْعَةُ هِيَ عِبَارَهٌ عَنْ طَرِيْقَةٍ فِي الدِّيْنِ مُخْتَرَعَةٍ تُضَاهِى الشَّرْعِيَّةَ يُقْصَدُ بِالسُلُوكِ عَلَيْهَا الْمُبَالَغَةُ فِى التَّعَبُّدِ لِلّهِ سبحانه وتعالى.
Menurut Imam asy-Syathibi: “Bid’ah adalah gambaran satu perjalanan dalam agama yang di ada-adakan, yang menyerupai syara’, di maksudkan dengan itu supaya bersungguh-sungguh berbakti kepada Allah SWT”.
والبِدْعَةُ، طَرِيْقَةٌ فِى الِّدِّيْنِ مُخْتَرَعَةٌ تُضَاهِى الشَّرْعِيَّةَ يُقْصَدُ بِالسُّلُوكِ عَلَيهَا مَا يُقْصَدُ بِالطَّرِيْقَةِ الشَّرْعِيَّةِ.
Bid’ah adalah perjalanan dalam agama yang di ada-adakan, yang menyerupai syara’, di maksudkan dengan mempuh jalan tersebut sebagaimana di maksudkan oleh ketentuan agama.
هِيَ الاَمْرُ الْمُحْدَثُ فِى الدِّيْنِ عَقِيْدَةً أَوْ عِبَادَةً أَوْ صِفَّةً لِلْعِبَادَتِ لَمْ يَكُنْ عَلَيْهَا رَسُولُ اللّهِ.
Bid’ah adalah urusan yang di ada-adakan dalam agama, baik berupa aqidah, ibadah atau cara ibadah yang tidak terjadi di zaman Rasulullah SAW.
وَالبِدْعَةُ، الحَدَثُ فِى الدِّيْنِ بَعْدَ الاِكْمَالِ أَوْ مَا اسْتُحْدِثَ بَعْدَ النَّبِيِّ مِنَ الاَهْوَاءِ وَالاَعْمَالِ.
Bid’ah adalah hal-hal baru dalam agama setelah agama itu sempurna, atau bid’ah itu adalah: apa-apa yang di ada-adakan setelah Rasul tiada, baik berupa aturan, maupun perbuatan.
Dari defirinisi-definisi di atas dapat di simpulkan bahwa unsur bid’ah itu ada 3:
- Bid’ah itu adalah mengada-adakan sesuatu dalam agama, baik aturan, ketentuan atau tradisi keagamaan yang tidak dicontohan oleh Nabi dan bukan mengada-ngada atau menciptakan hal yang baru dalam urusan keduaniaan.
- Pelaksanaan bid’ah itu menyerupai ketentuan agama dalam tata caranya, dan tentu juga diniatkan untuk mendapatkan pahala.
- Tujuan bid’ah itu untuk memantapkan pengabdian kepada Allah.
Contoh perbuatan bid’ahseperti: upacara hajat karena sudah hamil 7 bulan. Di kalangan suku sunda disebut dengan Hajat Tingkeban. Upacara tersebut dilakukan dengan niat syukur kepada Allah dan degan cara yang telah di lakukan, seperti halnya ketentuan/aturan agama.
Saking bahayanya masalah bid’ah, maka para ulama telah membuat kaidah atau rumusan seperti di bawah ini:
تَرْكُ مَا نُرِيْبُ سُنَّتَهُ خَيْرٌ مِنْ فِعْلِ مَا نَخَافُ بِدْعَتَهُ
(Meninggalkan apa yang di ragukan kesunnahannya lebih baik daripada mengerjakan sesuatu yang di khawatirkan akan jatuh kepada perbuatan bid’ah)
Mengerjakan perbuatan bid’ah itu berbahaya, sedangkan jika meninggalkan sunnah tidak ada sangsinya. Maka, jikalau ada suatu perbuatan ibadah yang masih di ragukan kesunahannya, lebih baik di tinggalkan dari pada di kerjakan khawatir masuk ke dalam perbuatan bid’ah.