Bid’ah artinya adalah perbuatan mengada-ada dalam agama, baik dengan cara menambah atau merekayasa perbuatan ibadah yang tidak dicontohkan...
Bid’ah artinya adalah perbuatan mengada-ada dalam agama, baik dengan cara menambah atau merekayasa perbuatan ibadah yang tidak dicontohkan oleh Nabi. Perbuatan bid’ah itu sangat dimurkai oleh Nabi. Berikut ini adalah dalil/hadits larangan perbuatan bid'ah:
وَ عَنْ جَا بِرِ ابْنِ عَبْدِ اللّهِ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللّهِ إِذَا خَطَبَ اِحْمَرَّتْ عَينَاهُ وَعَلاَ صَوْتُهُ وَاشْتَدَّ غَضَبُهُ حَتَّى كَأَنَّهُ مُنْذِرُ جَيْشٍ، يَقُولُ: صَبَّحَكُوْ وَ مَسَّاكُمْ وَيَقُوْلُ أَمَّا بَعْدُ: فَإِنَّ خَيْرَ الحَدِيْثِ كِتَابُ اللّهِ وَ خَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ وَ شَرُّ الآُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلةٍ (رواه مسلم)
“Dari Jabir bin Abdillah r.a, ia berkata: Adalah Rasulullah SAW manakala berpidato/khutbah, merah kedua matanya, lantang suaranya –nampak memerah- seolah-olah ia sedang menyiagakan sepasukan tentara, beliau bersabda: “Amma ba’du (Ingatlah!) Sesuangguhnya sebaik-baiknya perkataan adalah kitab Allah, dan sebaik-baiknya petunjuk adalah petunjuk Muhammad, sejelek-jeleknya urusan adalah perbuatan bid’ah, setiap bid’ah adalah sesat!” (H.R. Muslim)
عَن العِرْبا ضِ ابْنِ سَارِيَةَ قَال: قال رسُولُ اللّهِ: أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَ اللّهِ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ كَانَ حَبْشِيًّا فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ بَعْدِى فَسَيَرَى اِخْتِلاَفًا كَثِيْرًا فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِّى الْخُلَفَأِ الرَّاِشِدِيْنَ المَهْدِيِّيْنَ فَتَمَسَّكُوا بِهَا وَ عَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِدِ وَاِيَّاكُمْ وَ مُحْدَثَاتِ الْاُمُوارِ فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ ( رواه احمد )
“Dari Irbadh bin Saariyah r.a., ia berkata: Bersabda Rasulullah SAW: “Aku wasiatkan kepadamu agar kamu taqwa kepada Allah, patuh serta taat (kepada pemmpin) sekalipun dia orang Habsyi. Sungguh, siapa saja yang hidup diantara kamu setelahku, akan melihat banyak perselisihan. Hendaklah kamu pegang teguh Sunnahku dan sunnah Khulafaau ar-Raasyidin yang mendapat petunjuk, berpegang teguhlah terhadapnya dan genggamlah Sunnahku itu dengan gigi gerahammu. Hendaklah kamu berhati-hati terhadap perkara yang di ada-adakan, karena setiap yang di ada-adakan itu bid’ah, setiap bid’ah adalah sesat”. (H.R. Ahmad)
Dari kedua dalil di atas, sangat jelas bahwa perkara bid’ah merupakan masalah yang tidak bisa di sepelekan. Oleh karenanya kita harus hati-hati-selektif dalam memilih dalil untuk di jadikan landasan dalam melakukan setiap amal ibadah kita sehari-hari.
BAHAYA BID’AH
Berikut ini adalah dalil yang menjelaskan bahaya melakukan perbuatan bid’ah:
عَن ابِى بَكْرٍ اصِّدِّيْقِ قَالَ: اِنَّ رسُولَ اللّهِ قال: إِنَّ اِبْلِيْسَ قَالَ: اَهْلَكْتُهُمْ بِالذُّنُوبِ فَأَهْلَكُونِى بِالاِسْتِغْفَارِ فَلَمَّا رَأَيْتُ ذَلِكَ أَهْلَكْتُهُم بِالاَهْوَإِ فَهُمْ يَحْسَبُونَ اَنَّهُمْ مُهْتَدُونَ فَلاَ يَسْتَغْفِرُونَهُ. (رواه ابن ابى عاصم)
Dari Abu Bakar Shiddiq r.a. ia berkata: "Rasulullah SAW bersabda bahwa IBLIS berkata: “Aku membinasakan manusia dengan dosa, sedangkan manusia membinasakanku (iblis) dnegan istighfar. Ketika aku melihat hal itu, aku binasakan mereka dengan keinginan melakukan perbuatan bid’ah, agar mereka mengira mereka mendapat petunjuk yang benar, maka akibatnya mereka tidak memohon ampunan kepada Allah (karena merasa tidak bersalah)”. (H.R. Ibnu Abi ‘Ashim)
Dari hadits di atas, bisa kita simpulkan bahwa yang namanya perbuatan bid’ah merupakan salah satu tipu muslihat yang di lakukan iblis untuk menggelincirkan manusia ke jalan yang sesat!
وَ عَنْ جَا بِرِ ابْنِ عَبْدِ اللّهِ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللّهِ إِذَا خَطَبَ اِحْمَرَّتْ عَينَاهُ وَعَلاَ صَوْتُهُ وَاشْتَدَّ غَضَبُهُ حَتَّى كَأَنَّهُ مُنْذِرُ جَيْشٍ، يَقُولُ: صَبَّحَكُوْ وَ مَسَّاكُمْ وَيَقُوْلُ أَمَّا بَعْدُ: فَإِنَّ خَيْرَ الحَدِيْثِ كِتَابُ اللّهِ وَ خَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ وَ شَرُّ الآُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلةٍ (رواه مسلم)
“Dari Jabir bin Abdillah r.a, ia berkata: Adalah Rasulullah SAW manakala berpidato/khutbah, merah kedua matanya, lantang suaranya –nampak memerah- seolah-olah ia sedang menyiagakan sepasukan tentara, beliau bersabda: “Amma ba’du (Ingatlah!) Sesuangguhnya sebaik-baiknya perkataan adalah kitab Allah, dan sebaik-baiknya petunjuk adalah petunjuk Muhammad, sejelek-jeleknya urusan adalah perbuatan bid’ah, setiap bid’ah adalah sesat!” (H.R. Muslim)
عَن العِرْبا ضِ ابْنِ سَارِيَةَ قَال: قال رسُولُ اللّهِ: أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَ اللّهِ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ كَانَ حَبْشِيًّا فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ بَعْدِى فَسَيَرَى اِخْتِلاَفًا كَثِيْرًا فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِّى الْخُلَفَأِ الرَّاِشِدِيْنَ المَهْدِيِّيْنَ فَتَمَسَّكُوا بِهَا وَ عَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِدِ وَاِيَّاكُمْ وَ مُحْدَثَاتِ الْاُمُوارِ فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ ( رواه احمد )
“Dari Irbadh bin Saariyah r.a., ia berkata: Bersabda Rasulullah SAW: “Aku wasiatkan kepadamu agar kamu taqwa kepada Allah, patuh serta taat (kepada pemmpin) sekalipun dia orang Habsyi. Sungguh, siapa saja yang hidup diantara kamu setelahku, akan melihat banyak perselisihan. Hendaklah kamu pegang teguh Sunnahku dan sunnah Khulafaau ar-Raasyidin yang mendapat petunjuk, berpegang teguhlah terhadapnya dan genggamlah Sunnahku itu dengan gigi gerahammu. Hendaklah kamu berhati-hati terhadap perkara yang di ada-adakan, karena setiap yang di ada-adakan itu bid’ah, setiap bid’ah adalah sesat”. (H.R. Ahmad)
Dari kedua dalil di atas, sangat jelas bahwa perkara bid’ah merupakan masalah yang tidak bisa di sepelekan. Oleh karenanya kita harus hati-hati-selektif dalam memilih dalil untuk di jadikan landasan dalam melakukan setiap amal ibadah kita sehari-hari.
BAHAYA BID’AH
Berikut ini adalah dalil yang menjelaskan bahaya melakukan perbuatan bid’ah:
عَن ابِى بَكْرٍ اصِّدِّيْقِ قَالَ: اِنَّ رسُولَ اللّهِ قال: إِنَّ اِبْلِيْسَ قَالَ: اَهْلَكْتُهُمْ بِالذُّنُوبِ فَأَهْلَكُونِى بِالاِسْتِغْفَارِ فَلَمَّا رَأَيْتُ ذَلِكَ أَهْلَكْتُهُم بِالاَهْوَإِ فَهُمْ يَحْسَبُونَ اَنَّهُمْ مُهْتَدُونَ فَلاَ يَسْتَغْفِرُونَهُ. (رواه ابن ابى عاصم)
Dari Abu Bakar Shiddiq r.a. ia berkata: "Rasulullah SAW bersabda bahwa IBLIS berkata: “Aku membinasakan manusia dengan dosa, sedangkan manusia membinasakanku (iblis) dnegan istighfar. Ketika aku melihat hal itu, aku binasakan mereka dengan keinginan melakukan perbuatan bid’ah, agar mereka mengira mereka mendapat petunjuk yang benar, maka akibatnya mereka tidak memohon ampunan kepada Allah (karena merasa tidak bersalah)”. (H.R. Ibnu Abi ‘Ashim)
Dari hadits di atas, bisa kita simpulkan bahwa yang namanya perbuatan bid’ah merupakan salah satu tipu muslihat yang di lakukan iblis untuk menggelincirkan manusia ke jalan yang sesat!